Kamis, 21 Mei 2009

Tips Hemat Yang Tepat

Seringkali orang menganggap; hemat berarti mencari tingkat pengeluaran duit yang paling sedikit, atau Hemat adalah membeli barang yang harganya paling murah. Benarkah demikian yang disebut hemat?

Saya punya pertanyaan, mana yang lebih hemat –beli sendal seharga 50ribu yang awet selama 5tahun, atau beli 5 sendal 10ribuan masing-masing awet satu tahun?

Atau mana yang lebih hemat; Beli ikan di supermarket dekat rumah seharga 15ribu/kg atau beli ikan di TPI (tempat pengelolaan ikan) seharga 14ribu/kg?

Beberapa contoh diatas menunjukan bahwa menilai hemat tidaknya satu pilihan diantara beberapa pilihan terkadang sulit dan membingungkan. Nah! Karena itu saya ingin menguraikan apa sih yang disebut hemat itu!. Dan bagaimana cara memilih alternatif paling hemat diantara beberapa alternatif!

Pertama, kita harus faham dulu apa esensi dari berhemat. yakni apa sebenarnya tujuan “berhemat”.

Tujuan hemat umumnya orang yakni MENEKAN PENGELUARAN DUIT. Hal itu belum sepenuhnya tepat karena sumberdaya yang dimiliki manusia bukan hanya duit tapi juga waktu dan tenaga. Jadi, makna hemat yg lebih tepat adalah; membatasi suatu pengeluaran karena ada pengeluaran lain yang cukup penting – misal hemat uang berarti menekan belanja karena ada pengeluaran lain yang lebih penting. Hemat tenaga berarti tidak melakukan aktivitas fisik yg berat2 karena ada aktivitas lain yg lebih penting untuk dikerjakan nanti. Dsb.

Ringkasnya hemat berarti ALOKASI SUMBERDAYA sehingga dengan sumberdaya yang ada kita dapat mencapai kesejahteraan maksimal. Jadi semua kegiatan berhemat bertujuan untuk MENCAPAI KESEJAHTERAAN MAKSIMAL.

Dari pengertian ini dapat ditarik point pokok berhemat yang tepat. Yakni berdasarkan dua nilai kunci.

1.Kesejahteraan maksimal atau EFEKTIFITAS

2.Penggunaan terminim dari sumberdaya atau EFISIENSI

Kata kunci pertama : EFEKTIFITAS.

Menurut anda mana yang lebih hemat, naik pesawat dari Jakarta ke Bali, naik kereta dari Jakarta ke Bali, atau naik bus dari Jakarta ke Bali.

Jawabannya; semua tergantung KEPERLUAN INTI. Jika perjalanan Jakarta-Bali itu sekedar untuk tamasya atau liburan, maka naik bus adalah paling hemat. Tapi jika perjalanan tersebut karena panggilan kontrak kerja mendadak atau urusan yang tidak bisa ditunda, maka naik pesawat adalah alternatif paling hemat (secara biaya mungkin lebih mahal, tapi efektifitas hasilnya lebih baik bagi masa depan). begitupun halnya bus dengan kereta. jika terminal bus jauh di luar kota sedangkan stasiun berada dekat rumah –meski bus lebih murah-, maka naik kereta lebih hemat tenaga. Jadi langkah pertama menilai hemat tidaknya sesuatu adalah UKUR TINGKAT EFEKTIFITASNYA, yakni lihat dulu APA KEPERLUAN INTI KITA, baru pilih alternatif paling tepat bagi keperluan inti tsb. Itu bisa apa saja seperti karier, kenyamanan, tenaga, keamanan diri, kepuasan, dsb.

Kata kunci kedua : EFISIENSI

Setelah kita tahu mana pilihan yang paling efektif buat diri kita, selanjutnya kita MEMBANDINGKAN TINGKAT EFISIENSI dari pilihan yang ada dalam efektifitas yang sama. Maksudnya begini; anda tahu bahwa rupanya pilihan perjalanan paling efektif buat anda adalah naik pesawat. Maka pertanyaan selanjutnya adalah; naik pesawat apa?

Nah! Pertanyaan kedua menyangkut efisiensi, merupakan PENDETILAN PILIHAN. Pilihlah jenis pesawat paling murah diantara sekian layanan penerbangan yang ada. Jika menurut anda Adam air murah maka pilihlah Adam air. Begitupun jika anda memutuskan naik kereta, jika menurut anda kereta kelas bisnis lebih murah dibanding executive dan lebih nyaman daripada kelas ekonomi, maka kereta kelas bisnis pilihan paling tepat buat anda karena memenuhi keperluan akan kenyamanan sekaligus efisien.

Dari penjelasan tsb kita bisa menarik kesimpulan bahwa hemat tidak selalu diukur dari aspek uang, tapi lebih dititik beratkan pada aspek kesejahteraan total. Seperti kasus sendal yang ditanyakan diatas, jika sendal 50ribu itu membuat kita lebih bahagia karena tampilan dan kualitasnya yang bergengsi -maka ia dianggap hemat karena sama-sama untuk 5tahun tapi nilai tampilnya lebih tinggi. Tapi jika kita tinggal di lokasi rawan banjir atau lokasi lumpur lapindo, maka 5sendal 10ribuan lebih hemat secara resiko karena jika satu rusak atau hilang -yang lain siap menggantikan. Begitupun dengan kasus membeli ikan di supermarket atau di TPI, di supermarket bisa jadi lebih hemat meskipun lebih mahal Rp1000 tapi lokasinya dekat rumah sehingga lebih hemat waktu dan tenaga.

<> memen.wordpress.com <>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar